ihsanjarot

Di Tempat Pertama Kali Aku Membuka Mata

Leave a Comment
Tiada ramai, sekitar pukul delapan terasa dua pagi. Sepi, sampai suara hujan terdengar lantang, lebih dari penyanyi yang tak lelah beraksi dalam televisi. Sajak-sajak sendu terkubur dalam ribuan rintih yang Tuhan turunkan.


Seperti inikah?


Tak ada aroma rahim ibu, terasa asing di tempat pertama kali aku membuka mata. Sungguh, tiada akal sehat yang mampu menampung rindu yang membentang. Aku sudah pulang. Aku sudah pulang. Aku pulang.


Aku belum mencapai gagang pintu.


Dipaksa berdiam sejak tujuh malam, hujan di luar tak pernah menyenangkan, penyanyi di televisi ditinggalkan pita suara, sajak-sajak tergeletak di lantai dan hilang disapu ijuk sampai terhempas keluar.

Doa-doa terhenti di depan pintu, dingin katanya. Bahkan mereka meminum habis kopi, dan lidah menangis karena jatahnya dilahap sampai kering.



-ihsanjarot
Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar