ihsanjarot

Tentang Tiga

Leave a Comment

Hai, selamat waktu apapun saat kau sedang membaca ini.

Kali ini saya akan bercerita mengenai buku kumpulan puisi saya (masih calon). Saya beri judul "Luka Laki-Laki yang Tak Bisa Lari dari Lara", terlalu panjangkah? "Luka Laki-Laki" saja jika begitu. Kenapa saya beri judul demikian? Saya akan menjelaskannya secara singkat dan jelas  nanti.

Buku ini saya buat karena ada hal yang terjadi yang mengubah hidup saya, cara pandang serta pemikiran. Judul buku yang saya pilih pun adalah sebuah pengekspresian saya pribadi, karena saya masih berpikir bahwa puisi itu adalah kejujuran.

***

Ini tentang Tiga,
seseorang yang berdiri di antara nyata dan maya.

Saya menyebutnya Tiga. Karena memang di antara namanya ada nama yang mengartikan "tiga", namun dia tidak mau disebut dengan nama tiga.

Dulu, saya mengenal Tiga saat dia masih SMA. Hanya statusnya saja yang serupa. Untuk yang lain, saya rasa dia lebih seperti seseorang yang bukan anak SMA.


Percayakah kau jika Tiga memberi saya mata dan kepala?


Itu hanya kalimat perumpamaan namun memang nyata. Setelah "bertemu" dengan Tiga, saya bisa melihat dan berpikir. Sebelum bertemu dengannya saya memang bisa melihat dan berpikir, namun tidak dengan seperti ini. Ada hal lain yang terjadi. Ada sudut pandang dan pemikiran yang terbuka saat setelah saya "bertemu" dengan Tiga.

Jatuh cinta

Sungguh klise. Setiap manusia yang mengalami jatuh cinta pasti juga sering berkata, "Kau mengubah hidupku.", saya pun demikian namun itu memang benar adanya.

Saya jatuh cinta, namun jatuh cinta dengan cara berbeda.

Apakah kau pernah jatuh cinta tanpa pernah menatap mata orang yang kau cintai?


Saya mengalaminya. Anehkah? Untuk saya sendiri ini terlihat aneh dan mungkin tidak wajar. Ini tidak terjadi begitu saja. Ada hal lain yang membuat ini terjadi.


Karena Tiga memberi mata dan kepala pada saya.


Namun setiap rasa yang saya miliki tidak pernah tersampaikan. Tidak ada balasan serupa dari Tiga. Saya menggenggamnya sendiri, saya mencengkramnya sendiri, saya memilikinya sendiri.

Pada akhirnya, sampai saat artikel ini ditulis, saya tetap dengan perasaan yang sama. Dan sendiri.

Dalam buku ini saya tuliskan puisi-puisi saya tentang Tiga, tentang luka. Tentang saya yang tak mampu menyatakan kemayaan dan tentangnya yang tidak pernah melihat dan menganggap saya nyata.

"Luka Laki-Laki yang Tak Bisa Lari dari Lara" adalah representasi dari perasaan yang sialnya nyata dan terjadi pada saya.


***


Buku ini mungkin hanya berisi kemarahan atas ketidakbecusan saya, kemarahan atas ketidakadilan yang saya rasakan, kesedihan saya yang mengakar serta kesedihan atas hancurnya sebuah harapan.

Saya di sini bekerja sama dengan beberapa pihak untuk buku ini. Saya meminta bantuan terhadap teman saya Fiani R. dan larunglimaluka untuk isi serta komposisi dari buku ini. Juga desain sampul yang saya kerjakan bersama FarouqArt Vector. Untuk penerbitan saya masih mencari pihak-pihak penerbit yang memang sesuai dengan apa yang saya inginkan.

Mungkin itu saja yang saya ingin sampaikan dalam artikel kali ini. Terima kasih untukmu yang bersedia meluangkan waktu untuk sekadar membaca artikel saya. Saya juga meminta doa dan support darimu agar buku ini bisa terbit dan lahir dengan selamat dan lancar. Aamiin.
Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar